Top
Jumat, 28 Maret 2025 | Parenting

Ayah Bunda sahabat Educa, menanamkan sikap toleransi sejak dini sangat penting untuk membentuk generasi yang menghargai perbedaan dan hidup rukun dalam keberagaman. Sikap dan perilaku toleransi perlu diajarkan kepada anak usia PAUD dan Sekolah Dasar, terutama di lingkungan keluarga. Maria Montessori berkata, “Tanah adalah tempat akar kita berada. Anak-anak harus diajarkan untuk merasakan dan hidup selaras dengan Bumi."  Agar seorang anak bisa tumbuh selaras dengan lingkungannya, ia perlu memiliki sikap menghargai perbedaan. Perbedaan akan selalu ada di mana pun. Jangan sampai perbedaan menjadi penghalang bagi seorang anak untuk bertumbuh. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD Spesial Ramadan Topik: Toleransi Beragama, Sub Topik: Sikap Baik kepada Orang Tua - Kurikulum Merdeka Sikap menghargai perbedaan perlu ditumbuhkan sejak dini. Di masa depan, anak akan menghadapi aneka perbedaan yang lebih beragam. Jangan sampai anak membuat pagar yang membatasi setiap perbedaan yang dihadapi. Toleransi mengajarkan anak untuk berpikiran terbuka, menerima orang lain apa adanya, serta memperlakukan mereka dengan baik, sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Dr. Jane Nelsen dalam bukunya berjudul Positive Discipline, berkata, “Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika mereka melihat orang tua mereka memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan, mereka cenderung meniru perilaku tersebut." Orang tua memiliki peran utama dalam membangun sikap toleransi pada anak melalui suri teladan. Selain menjadi suri teladan, orang tua juga bisa membangun sikap toleransi dengan mengajarkannya melalui pembiasaan sehari-hari, misalnya dengan cara: Kegiatan bercerita: Cerita tentang kebhinekaan budaya untuk mengenalkan berbagai daerah dan tradisi di Indonesia. Menonton video: Berikan video atau acara TV yang menyuguhkan keberagaman budaya. Mengajarkan santun dalam berbicara: Pembiasaan ini perlu dilakukan kepada orang tua, termasuk asisten rumah tangga, teman, saudara, penjaga keamanan, dan karyawan di tempat umum. Memperhatikan gaya bercanda atau percakapan di depan anak: Ayah Bunda perlu menghindari percakapan di depan si kecil seperti "Orang yang dari suku A, pasti orangnya galak!" atau "Pantas saja kurang pintar, tubuhnya saja kurus kering gitu!". Atau percakapan lain yang kurang sopan didengar si kecil. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Sekolahku, Anti Bullying / Berteman dalam Keragaman - Kurikulum Merdeka Belajar Dampak tidak bertoleransi Kurangnya toleransi dapat menjadi awal dari perilaku perundungan. Anak yang tidak diajarkan untuk menghargai perbedaan cenderung mudah menilai dan menolak orang lain yang berbeda dengannya. Ketidaksukaan ini dapat berkembang menjadi perilaku mengejek, mengganggu, bahkan menyerang orang lain. Menumbuhkan rasa cinta kasih Anak perlu merasakan bahwa mereka dicintai tanpa syarat, bahkan saat berperilaku kurang baik. Sebagai orang tua dan pendidik, kita perlu membantu dan mengarahkan mereka untuk bersikap baik, bukan sekadar menghukum atau memarahi. Menerima dan menghargai perbedaan di rumah Mulai dari lingkungan keluarga, Ayah Bunda bisa menumbuhkan pemahaman tentang budaya toleransi kepada si kecil melalui nasihat dan pembiasaan berikut ini:  Menumbuhkan pemahaman bahwa setiap anggota keluarga memiliki sifat, gaya bicara, dan kemampuan berpikir yang berbeda. Tidak memaksakan anak untuk menjadi seperti saudara atau orang tua mereka. Membantu anak membangun rasa percaya diri dan nilai-nilai yang baik dalam dirinya. Baca juga:Ajarkan Keberagaman Budaya kepada Anak dengan Riri Cerita Anak Interaktif Mempelajari budaya dan tradisi lain Ajak anak untuk mempelajari bagaimana budaya lain merayakan sesuatu dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan mengenal keberagaman, mereka akan lebih terbuka, penuh empati, dan mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk. Bambang Trimansyah, seorang ahli pendidikan dan budaya berkata, “Budaya adalah cara kita berbicara, cara kita berpikir, cara kita bertindak, dan cara kita berinteraksi. Mempelajari budaya lain adalah cara untuk memahami dunia dengan lebih baik." Ayah Bunda sahabat Educa, mari ajarkan nilai-nilai toleransi kepada si kecil demi masa depan Indonesia yang lebih damai dan bersatu! RIRI (Cerita Anak Interaktif): Membantu Kembangkan Karakter si Kecil dengan Media Dongeng   Sumber referensi: Montessori, Maria. (2022). Maria montessori quotes to inspire you [1] Nelsen, Dr. Jande. (1981). Positive discipline [2] Trimansyah, Bambang. (2019). Panduan penulisan buku cerita anak [3]

Kamis, 20 Maret 2025 | Edukasi

Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk menjalin tali silaturahmi dalam keluarga. Salah satu tradisi yang sering dilakukan adalah mengadakan kunjungan atau Halal bi Halal ke rumah sanak saudara. Momen ini bukan hanya tentang berkumpul dan berbagi kebahagiaan, tetapi juga kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai penting kepada si kecil. Dr. Darosy Endah Hyoscyamin berkata, "Melibatkan anak dalam interaksi keluarga, seperti kunjungan saat hari raya, dapat membantu mereka memahami nilai kasih sayang, kebersamaan, dan empati yang penting bagi perkembangan sosial mereka." Jangan biarkan si kecil hanya bermain handphone atau sibuk sendiri saja. Ayah Bunda bisa mengarahkannya agar lebih aktif berinteraksi dengan keluarga, menyapa, dan menikmati momen kebersamaan. Baca juga:Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Dengan pendampingan yang tepat dan efektif, semoga si kecil, khususnya yang berusia PAUD usia 4-6 tahun dan SD kelas 1-3,  semakin merasakan kebahagiaan di hari raya Idul Fitri dan tumbuh menjadi anak yang semakin memahami nilai-nilai sosial. Manfaat kunjungan keluarga bagi anak Ada banyak manfaat dari aktivitas kunjungan keluarga saat Idul Fitri, antara lain: Mengajarkan nilai silaturahmi Si kecil semakin memahami pentingnya menjaga hubungan baik antar anggota keluarga. Belajar kesopananSi kecil bisa belajar menyapa dengan sopan, memberi salam, mencium tangan kerabat yang lebih tua, berkomunikasi dengan lembut serta santun, dan lainnya. Mengembangkan rasa percaya diriSi kecil berkesempatan untuk bertemu dengan orang baru. Hal ini bisa memupuk rasa percaya diri dan keterampilan berinteraksi. Memperluas relasiPertemuan dengan kerabat dekat atau jauh bisa memperluas relasi dan mempererat tali persaudaraan. Mengurangi screen timeJohn W. Santrock berpendapat, “Bermain bersama teman sebaya dalam aktivitas sosial yang menyenangkan tidak hanya meningkatkan keterampilan komunikasi anak, tetapi juga mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi sebagai satu-satunya sumber hiburan.” Dengan melakukan kegiatan sosial yang menyenangkan dan penuh suka cita, si kecil akan semakin fokus pada interaksi secara langsung. Baca juga:5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya Panduan agar kunjungan keluarga lebih bermakna di mata si kecil Urie Bronfenbrenner berpendapat, “Anak-anak lebih mungkin menikmati aktivitas sosial jika orang tua membuatnya menyenangkan dan bermakna, misalnya dengan menceritakan kisah-kisah keluarga yang menarik atau melibatkan mereka dalam persiapan kunjungan.” Peran orang tua sangatlah besar dalam membuat si kecil benar-benar menikmati suatu aktivitas sosial seperti kunjungan keluarga. Inilah beberapa hal yang bisa membuat si kecil semakin menikmati kunjungan keluarga Menjelaskan makna kunjungan keluargaKunjungan keluarga bertujuan untuk membangun dan menjaga hubungan keluarga. Maka, si kecil perlu bersikap sopan dan hormat pada kerabat yang dikunjungi. Melatih cara berperilaku sopanAjarkan cara memberi salam, menyapa, dan mengucapkan selamat hari raya dengan tulus hati. Hindarkan penggunaan gadgetAjak si kecil membuat kesepakatan agar tidak menggunakan gadget selain untuk keperluan mendesak, apalagi di saat sedang bertegur sapa atau berbicara dengan kerabat. Ajak si kecil terlibat aktifAjak si kecil terlibat aktif dalam pembicaraan. Jangan hanya berfokus pada pembicaraan yang terlalu serius atau seputar kabar orang yang sudah dewasa. Ajak si kecil bertanya jawab dan bercerita hal menarik sesuai usianya. Libatkan dalam kegiatan keluargaBeberapa hal yang bisa dilakukan saat kunjungan keluarga adalah membawakan oleh-oleh, merapikan meja, menawarkan hidangan, menyediakan piring kertas untuk cemilan, dan lainnya. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD Topik: Berwisata di Hari Lebaran - Kurikulum Merdeka Belajar Apa manfaat kunjungan keluarga bagi perkembangan si kecil? Lev Vygotsky dalam bukunya berjudul Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes, berkata, “Ketika anak terlibat dalam kegiatan keluarga yang bermakna, mereka mengembangkan keterampilan sosial, empati, serta pemahaman tentang peran dan tanggung jawab dalam komunitas keluarga.” Semoga melalui kegiatan kunjungan keluarga saat hari raya Idul Fitri, si kecil juga akan semakin memahami pentingnya menghormati orang yang lebih tua, memberikan waktu bagi sesama (tidak hanya mementingkan diri sendiri), dan memperkenalkan kebudayaan khas Indonesia dalam menjaga tali silaturahmi. Bahkan, saat si kecil mampu bersikap tenang dan tidak sibuk sendiri, si kecil bisa belajar makna kesabaran. Seperti kita tahu pula, setiap keluarga pasti memiliki aturan keluarga yang berbeda-beda. Si kecil bisa belajar tentang pentingnya membawa diri dan ketaatan pada aturan atau budaya dimanapun ia berada. Baca juga:Sambut Lebaran, Educa Group Bagikan Hampers Untuk Karyawan Dan Warga Seperti kata Urie Bronfenbrenner, “Momen spesial dalam keluarga, seperti perayaan keagamaan, menjadi sarana bagi anak untuk belajar tentang norma sosial, tradisi, dan pentingnya hubungan antargenerasi.” Dengan pendampingan yang tepat, anak-anak akan lebih memahami makna Idul Fitri dan menjadikannya pengalaman yang berkesan serta penuh nilai kebaikan. Ayah Bunda, ayo manfaatkan momen istimewa di hari rayal ini untuk menanamkan kebiasaan baik yang akan berguna bagi si kecil di masa depan. MARBEL PAUD dan TK: Media Belajar dan Bermain saat Liburan  Sumber referensi: Dr. Darosy Endah Hyoscyamina. Peran Keluarga dalam Membangun Karakter Anak [1] Santrock, John W. (2011). Child Development (Perkembangan Anak). McGraw-Hill. [2] Bronfenbrenner, Urie (1979). The Ecology of Human Development. Harvard University Press [3] Vygotsky, Lev (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press [4]

Jumat, 24 Januari 2025 | Parenting

Hari Gizi dan Makanan Nasional adalah momen penting yang diperingati oleh negara Indonesia setiap 25 Januari untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya gizi dan pola makan yang sehat. Selain itu, kita semua juga diajak untuk semakin mampu meningkatkan kualitas generasi Indonesia agar semakin hebat dan sehat. Ayah Bunda Sahabat Educa, Mengapa Gizi Itu Penting? Gizi memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan fisik dan mental si Kecil. Bila sejak dini ia mendapatkan asupan gizi seimbang, ia akan memiliki energi yang baik. Ia akan semakin memiliki daya tahan tubuh yang optimal, semangat belajar yang tinggi, dan terhindar dari aneka serangan penyakit. Ada banyak masalah kesehatan yang sering menyerang di usia anak-anak, yaitu stunting, gangguan kognitif, gangguan konsentrasi, anemia, dan lainnya. Selain mengganggu segala kegiatan sehari-hari, tentu saja akan mengganggu produktivitas serta semangat belajar si kecil. Baca juga:Ide Aktivitas untuk Belajar Topik Makanan Kesukaanku ( Kurikulum Merdeka ) Di Hari Gizi Nasional, kita semua diingatkan, tidak hanya ayah bunda, namun, juga guru, masyarakat, dan pemerintah agar semakin peduli terhadap kebutuhan gizi anak-anak. Mengapa program makan gratis dari pemerintah begitu penting? Pemerintah kita sudah membuat aneka program guna meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Namun, tentu saja generasi Indonesia atau mereka yang masih berstatus pelajar menjadi prioritas. Salah satu program terbaru bagi mereka adalah pengadaan program makan gratis di sekolah. Selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia, anak-anak Indonesia secara tidak langsung belajar tentang pentingnya makanan bergizi dan rasa syukur. Dalam setiap menu makananan yang diberikan pemerintah, akan tersedia pedoman gizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, buah, dan sayur. Selain itu, makanan yang disediakan juga bervariasi. Si Kecil mungkin tidak bisa memilih makanan favoritnya. Namun, si Kecil akan belajar betapa pentingnya variasi makanan bergizi dalam keseharian dan merasakan aneka menu yang mungkin belum tentu ia suka, tapi baik untuk kesehatannya. Ia juga akan belajar tentang pentingnya bersyukur atas rahmat Tuhan dan hidup di negara yang tidak pernah kekurangan, terutama dalam hal makanan. Selain itu, ekonomi keluarga tentu juga akan terbantu. Semoga Ayah Bunda bisa turut mendukung setiap program pemerintah, terutama program makan siang gratis, dengan ikut memotivasi si Kecil untuk bisa mensyukurinya. Ayah Bunda juga bisa membawakan lauk, sayuran, atau buah-buahan kepada si Kecil, agar makan siang yang ia santap makin memiliki kualitas gizi yang baik. Baca juga:Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Makanan Adat - Tema Negaraku Kurikulum Merdeka Belajar Ayah Bunda Sahabat Educa, apa peran Anda? Pemerintah sudah memberikan program yang baik dan istimewa untuk meningkatkan kualitas gizi, pendidikan, dan ekonomi bagi seluruh warga Indonesia. Berikut ini beberapa hal yang bisa Ayah Bunda lakukan demi meningkatkan tumbuh kembang si Kecil yang optimal: Perhatian dan kasih sayangDengan memberikan perhatian dan kasih sayang, si kecil akan memiliki bonding yang makin erat dengan ayah bunda. Kebutuhan perhatian dan kasih sayang yang terpenuhi, akan membuatnya bisa bertumbuh menjadi anak yang baik dan semakin mudah diarahkan bila berbuat kesalahan. Teladan yang baikDengan menjadi contoh dalam kata-kata dan perbuatan, ayah bunda sudah mengajarkan banyak hal. Termasuk saat memilih menu makanan. Ayah bunda perlu memberi contoh kepada si Kecil untuk selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Kegiatan positif dan menyehatkanKegiatan yang positif akan membuat si kecil selalu berpikir positif dan lingkungan pergaulan yang positif. Kegiatan di luar rumah, seperti bermain bersama teman dan berolahraga juga sangat penting untuk mendukung kesehatan fisik dan mental. Pola makan yang seimbangPastikan si kecil mendapatkan asupan nutrisi yang lengkap. Beberapa anak memiliki kesulitan untuk bisa menyukai buah-buahan dan sayur-mayur. Ayah bunda perlu memiliki cara kreatif agar ia menyukainya, misalnya mencampurkan sedikit sayur ke dalam jus buah kesukaannya. Pembiasaan sejak diniBiasakan agar si kecil selalu menyantap menu makanan bergizi dan bervariasi (tidak monoton). Agar ia bisa menjadi pribadi yang tidak “picky” soal makanan. Pemeriksaan kesehatan dan gizi anakSecara rutin, ajaklah si Kecil menemui dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan pelayanan medical check-up. Jangan lupa pula untuk membawa si Kecil berkonsultasi kepada ahli gizi secara berkala. Baca juga:RPP PAUD Tema Diriku Subtema Makanan Sehat Memiliki generasi hebat yang memiliki kemampuan di bidang pendidikan yang baik serta kesehatan fisik dan mental yang baik tentu menjadi harapan kita semua. Mari jadikan Hari Gizi Nasional sebagai momen untuk segera melakukan langkah nyata untuk membangun masa depan si Kecil dimulai dari pemberian makanan dengan kualitas yang semakin baik, demi masa depan si Kecil yang semakin cerah. MARBEL Pelajaran TK dan PAUD: Membantu kembangkan aneka keterampilan dasar si kecil     Sumber referensi:1. Freepik.com. (2024). Fresh organic fruits front happy girl [1]  

Senin, 06 Januari 2025 | Parenting

Anak Indonesia adalah generasi penerus bangsa. Mereka perlu dibekali dengan aneka kebiasaan baik sejak dini. Menteri Pendidikan atau Mendikdasmen, Bapak Abdul Mu’ti menganjurkan kepada guru dan orang tua untuk mengajarkan “Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”. Berikut ini penjelasannya: 1. Bangun pagi Bangun pagi membantu anak Indonesia lebih segar, fokus, dan produktif. Kebiasan ini juga bisa mengembangkan karakter disiplin dan sikap menghargai waktu. Contoh kegiatannya, yakni: Memberikan edukasi tentang manfaat bangun pagi, jelaskan kepada si kecil bahwa bangun pagi baik untuk kesehatan fisik dan mental Memutar lagu atau dongeng, lagu yang ceria membantu anak tetap segar dan ceria di pagi hari Memberikan tanggung jawab, setiap pagi anak bisa diminta untuk merapikan tempat tidur Memberikan apresiasi, pujian, pelukan, atau hadiah saat anak berhasil bangun tepat waktu. Baca juga: Tidur Berkualitas Membuat Anak Menjadi Cerdas 2. Beribadah Melalui ibadah, anak Indonesia bisa belajar bersyukur, berempati, dan bertanggung jawab. Berikut berapa kegiatannya: Mengajarkan doa pendek, ajarkan dan ucapkan doa pendek bersama si kecil Membuatkan jadwal, bantu si kecil membuat jadwal ibadah rutin harian Belajar dengan lagu dan dongeng, kenalkan nilai-nilai ibadah kepada si kecil lewat lagu dan dongeng Teladan orang tua, berikan contoh nyata kepada si kecil dengan selalu rajin dan disiplin beribadah. Baca juga: KOLEKSI CERiTA PENDEK ISLAMI Untuk KEMBANGKAN KARAKTER Anak di HARI SANTRI 3. Berolahraga Olahraga bisa meningkatkan kebugaran, melatih disiplin, dan membantu anak mengelola stres. Dalam tubuh anak Indonesia yang sehat, terdapat jiwa yang kuat pula. Contoh kegiatannya, yaitu: Gerak lagu, ajak si kecil melakukan gerak lagu atau senam dengan iringan musik Membuat jadwal rutin, bantu si kecil membuat jadwal rutin berolahraga Teladan cinta olahraga, jadilah contoh penggemar kegiatan olahraga Alat olahraga, sediakan peralatan olahraga khusus buat si kecil Aktivitas alam, agar dapat merasakan manfaat sinar matahari, ajak si kecil berkegiatan di alam (desa, kebun, dan lainnya) dan di luar rumah. Baca juga: 19 Pilihan Olahraga Indoor Mudah yang Bisa Dilakukan Anak Usia 5 Tahun 4. Makan makanan sehat dan bergizi Pola makan yang sehat membantu tumbuh kembang anak jadi lebih optimal, memberi energi yang cukup untuk beraktivitas, dan meningkatkan konsentrasi belajar. Contoh kegiatannya: Berikan makanan bervariasi, selalu sediakan menu makanan sehat yang berbeda tiap hari Ajak anak memasak, paling tidak menyiapkan piring atau merapikan meja makan Mengurangi junk food, ajak si kecil mengonsumsi makanan sehat dan mengurangi makanan tidak sehat Memberi edukasi dan motivasi dengan bercerita atau mengucapkan kalimat motivatif, seperti “Ayo makan sayurnya, agar kulit tetap segar.” Baca juga: Ide Aktivitas untuk Belajar Topik Makanan Kesukaanku ( Kurikulum Merdeka ) 5. Gemar belajar Belajar mengasah rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis. Diharapkan, anak Indonesia makin siap dalam menghadapi tantangan zaman, dengan tetap mengedepankan kegiatan bermain untuk melatih keterampilan dan mendapat banyak ilmu pengetahuan. Contoh aktivitasnya: Jadwal belajar, bantu si kecil membuat jadwal belajar rutin Bermain bersama, ajak si kecil bermain permainan edukasi offline dan online Teladan membaca, ayah bunda perlu menunjukkan betapa pentingnya membaca Ruang belajar, sediakan tempat belajar yang nyaman dan menarik atau dekoratif Baca juga: 5 Kiat Membuat Siswa Gemar Belajar di Era Teknologi 6. Bermasyarakat Anak Indonesia perlu terlibat dalam hidup bermasyarakat dan berkomunitas, untuk belajar menghargai perbedaan, melatih tanggung jawab, dan membangun semangat gotong royong. Contoh pembiasaannya: Mengajarkan tiga kata ajaib, seperti maaf, tolong, dan terima kasih Mengajarkan sopan santun, ayah bunda perlu mencontohkan perilaku sopan dalam kata dan perbuatan. Ajarkan pula senyum, salam, dan sapa Terlibat dalam kegiatan sosial, misal kegiatan lomba 17an, kerja bakti, dan lainnya Mengajarkan berbagi, empati, dan menghargai perbedaan, ayah bunda bisa mengajarkannya dengan dongeng, lagu, atau berdiskusi santai. 7. Tidur cepat Tidur tepat waktu membantu anak Indonesia tetap segar, fokus, kreatif, sekaligus menjaga keseimbangan tubuh agar tetap sehat. Contoh kegiatannya: Ajak si kecil bermain ular tangga atau sejenisnya, dan mendengarkan cerita Ajak si kecil memiliki saat tidur yang konsisten tiap malam Bantu si kecil menyiapkan tempat tidur yang nyaman dan tenang. Kebiasaan yang baik tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tetapi juga mental atau karakter dan kepribadian si kecil. Lewat pembiasaan yang konsisten, semoga si kecil semakin tumbuh menjadi pribadi yang memiliki karakter mulia. Ayo, dukung gerakan Bapak Menteri Abdul Mu’ti ini, demi masa depan anak Indonesia yang cerdas, terampil, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral serta agama. KABI: Membantu Kembangkan Karakter Anak Muslim di Indonesia  

Rabu, 04 Desember 2024 | Parenting

Kemajuan teknologi saat ini, mau tidak mau, memaksa orang tua lebih terampil lagi dalam memanfaatkan perangkat digital yang ada. Maka dari itu, orang tua perlu mengenal dan menerapkan digital parenting dalam keluarga. Apa itu digital parenting dan bagaimana cara menerapkan digital parenting dalam keluarga? Apa itu digital parenting? Digital parenting adalah pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan mereka saat menggunakan perangkat digital. Pola asuh ini menekankan pada prinsip utama, di mana orang tua perlu menetapkan batasan dan aturan yang jelas, agar anak tidak melewati batas saat menggunakan internet maupun perangkat digital. Lebih jauh lagi, sebenarnya digital parenting adalah pola asuh yang membantu orang tua dalam memberlakukan batasan-batasan, tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak saat menggunakan perangkat digital. Tujuan utama penerapan digital parenting ini, tidak lain tidak bukan, adalah mengarahkan anak agar mereka bisa memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif dan aman. Cara menerapkan digital parenting Karena perkembangan teknologi sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan manusia, orang tua perlu mulai menerapkan digital parenting, agar anak tetap terlindungi dari dampak negatif internet juga teknologi. Salah satu cara menerapkan digital parenting, yakni membiarkan anak tetap mengakses teknologi dan perangkat digital, namun, dalam porsi atau batasan yang wajar. Orang tua bisa membatasi waktu anak bermain gadget tiap harinya. Lewat cara ini, anak tidak hanya beradaptasi dengan perkembangan zaman, tetapi juga bisa belajar memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif dan bermanfaat. Kedua, cara menerapkan digital parenting, yakni menggunakan kontrol orang tua dengan bijak. Perlu diingat, kontrol ini diperlukan agar anak tetap aman ketika berselancar di dunia maya, atau saat menggunakan gadget mereka. Untuk itu, orang tua juga perlu secara terbuka mengajak anak berdialog dan mengajarkan kepada mereka, bagaimana cara menggunakan gadget, perangkat digital, juga internet dengan cara yang aman dan positif. Selanjutnya, dukung keterlibatan anak dalam kehidupan sosial. Cara menerapkan digital parenting ini perlu dilakukan, agar anak bisa membiasakan dirinya sejak usia dini, untuk mengambil bagian dari perubahan sosial secara positif. Keempat, orang tua juga bisa menerapkan digital parenting dengan memberi waktu istirahat yang cukup, misal mengajak anak melakukan aktivitas lain di luar penggunaan gadget atau teknologi, seperti olahraga bersama, mengajak mereka liburan ke pantai atau kebun binatang, ajak anak membaca buku cerita anak, dan membersihkan rumah. Lewat serangkaian aktivitas tersebut, harapannya ada keseimbangan antara penggunaan teknologi dengan kehidupan nyata atau realistis mereka. Terakhir, cara menerapkan digital parenting adalah membatasi screen time atau penggunaan layar perangkat elektronik pada anak, mulai dari smartphone, tablet, hingga televisi. Orang tua bisa mematikan semua perangkat teknologi yang ada, juga mewajibkan anak mematikan gadgetnya satu jam sebelum mereka tidur. Jadi, bisa disimpulkan bahwa 5 cara menerapkan digital parenting, yakni: Membiarkan anak tetap mengakses teknologi dan perangkat digital, namun tetap diawasi Gunakan kontrol orang tua secara bijak Dukung keterlibatan anak dalam kehidupan sosial Beri waktu istirahat yang cukup kepada anak, agar mereka tidak menggunakan gadget secara terus-menerus Batasi screen time pada anak. Berkaitan dengan penjelasan di atas, orang tua bisa menggunakan Marbel TK PAUD dari Educa Studio sebagai media atau cara menerapkan digital parenting yang mudah, murah, tepat, dan menyenangkan. Marbel TK PAUD adalah gim edukasi yang dirancang untuk anak usia dini, khususnya yang berumur 2 hingga 6 tahun. Gim ini memungkinkan anak belajar sambil bermain dengan cara yang menyenangkan. Selain interaktif, gim ini juga tidak sulit diakses karena ada banyak fitur dan menu yang memudahkan anak untuk menggunakannya, juga memungkinkan orang tua membatasi screen time anak, lewat fitur kontrol orang tua. Dengan demikian, Marbel TK PAUD dari Educa Studio bukan hanya gim edukasi yang membantu proses belajar anak, namun, juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara menerapkan digital parenting di tengah perkembangan teknologi saat ini. Bersama Marbel TK PAUD, ayah bunda tidak perlu khawatir atau risau lagi dengan dampak negatif teknologi juga perangkat digital lainnya. Sumber referensi: Fimela.com. Mengenal Digital Parenting, Cara Mendidik Anak di Era Digital dengan Cerdas. (2024). Tanggal akses 4 Desember 2024. Kumparan.com. Digital Parenting: Apa dan Bagaimana Menerapkannya. (2018). Tanggal akses 4 Desember 2024. RRI.co.id. Tips Menerapkan Digital Parenting, Imbangi Perkembangan Teknologi Anak. (2024). Tanggal akses 4 Desember 2024. Yankes.kemkes.go.id. Digital Parenting, Pola Pengasuhan bagi Anak Indonesia yang Berakhlak Mulia, Bahagia, Peduli, Berani, dan Cerdas. (2024). Tanggal akses 4 Desember 2024.

Jumat, 06 Desember 2024 | Parenting

Ayah Bunda Sahabat Educa, apakah Ayah Bunda memiliki anak usia 2-3 tahun? Apakah ia sudah pantas menerima pembelajaran tentang pengenalan angka dan konsep berhitung? Jawabannya adalah, YA. Ayah Bunda yang memiliki buah hati berusia 2-3 tahun sudah bisa menerima pembelajaran tentang pengembangan numerasi dasar ini. Namun, tentu saja perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini: Artikel Terkait:- 4 Variasi Aktivitas untuk Penguatan Literasi dan Numerasi Kurikulum Merdeka Belajar PAUD- 15 Permainan MUDAH untuk Mengembangkan LITERASI NUMERASI Anak Usia 3 Tahun Berikut adalah beberapa catatan penting saat mengajarkan numerasi dasar pada anak usia 2-3 tahun: Belajar Seraya BermainAyah Bunda bisa mengajak Si Kecil bermain dengan aneka mainan berbentuk angka. Penggunaan Benda NyataAyah Bunda bisa memanfaatkan benda nyata, seperti gelas, mainan kesukaan, bola plastik, dan lainnya, yang sering dilihat serta disukai Si Kecil. Baca juga: 21 Ide Bermain Angka 1-5 untuk Anak Usia 2-3 Tahun di RUMAH: MUDAH dan MURAH Pehatikan TahapanAyah Bunda bisa memulainya dari angka 1, 2, 3, dan seterusnya. Pastikan Si Kecil tetap happy saat belajar, tidak merasa terbebani, dan sesuai kemampuannya. Pentingnya PengulanganAjarkan sebuah konsep secara berulang-ulang. Variasi KegiatanMeskipun Si Kecil belajar sebuah konsep secara berulang-ulang, Ayah Bunda bisa memberikan variasi kegiatan, misalnya belajar angka 1 dengan mewarnai gambar angka 1, bermain puzzle tentang angka 1, dan lainnya. Ayah Bunda juga bisa mengajak Si Kecil belajar dengan lagu atau cerita. Tidak MemaksaAyah Bunda perlu mengajarkan dengan berfokus pada konsep dasar. Utamakan pemahaman yang mendalam serta menyenangkan, bukan penguasaan yang cepat. Belajar Melalui Kegiatan Sehari-hariSaat Si kecil di rumah, ajak Si Kecil menghitung gelas di atas meja. Saat Si Kecil berada di taman, ajak Si Kecil menghitung jumlah bunga yang ia temukan dalam satu pohon. Marbel TK dan PAUD: Membantu Kembangkan Keterampilan Dasar Anak PAUD Indonesia Kegiatan Asyik Bermain dan Bereksplorasi dengan Angka 1-3 Ayah Bunda sahabat Educa, numerasi dasar perlu diajarkan sejak dini karena bisa mengembangkan kemampuan kognitif dan membangun kemampuan yang lebih optimal terutama dalam pembelajaran matematika di tahap yang lebih tinggi serta menantang. Dan inilah beberapa kegiatan bermain dan bereksplorasi dengan angka 1-3 yang asyik: Pengenalan Angka dengan Visualisasi yang MenarikAyah Bunda bisa mengajak Si Kecil mengenal angka dengan media gambar (yang berwarna) atau dalam bentuk video animasi. Bermain “Hitung Benda di Sekitar”Ajak Si Kecil menghitung benda di sekitar, sambil mengucapkannya dengan suara yang jelas, misalnya: “Dua gelas plastik”, “Tiga bola merah”, dan lainnya. Baca juga:Bermain dengan Angka 1-20 untuk Anak PAUD Usia 5-6 Tahun Menebak GambarSiapkan 3 buah gambar, yaitu gambar seekor kelinci, dua ekor kelinci, dan banyak kelinci. Ajak Si Kecil menyebutkan gambar yang Ayah Bunda tunjukkan dengan kalimat yang tepat. Bermain UkuranSiapkan bola besar dan bola kecil, piring besar dan piring kecil, dan benda lainnya yang memiliki ukuran berbeda. Dengan benda-benda tersebut, mintalah Si Kecil membandingkan benda mana yang lebih besar. Melalui kegiatan yang sama dan benda-benda yang berbeda, Ayah Bunda juga bisa mengajarkan konsep panjang-pendek serta lebih banyak-lebih sedikit. BernyanyiBeberapa judul lagu berbahasa Indonesia yang bisa digunakan sebagai media belajar angka, misalnya “Satu-Satu Aku Sayang Ibu”, “Satu Ditambah Satu”, “Tek Kotek Kotek”, dan lainnya. Ayah Bunda bisa menggunakan media visual yang menarik saat mengajak Si Kecil bernyanyi. Belajar Sambil Merapikan MainanSaat Si Kecil merapikan mainan, sambil menyebutkan dan berhitung angka 1, 2, dan 3. Bermain dengan Instruksi SederhanaSiapkan sebuah kotak, lalu berikan instruksi kepada Si Kecil, misalnya: “Masukkan 2 bola berwarna biru.” Menghitung LangkahAjak Si Kecil menghitung langkah 1 dan 2 untuk setiap 2 kali melangkah. Bermain dengan JariSaat Ayah Bunda menyebutkan angka “1”, Si Kecil menunjukkan 1 jarinya. Ayah Bunda Sahabat Educa, semoga variasi kegiatan menyenangkan dan edukatif di atas bermanfaat untuk memperkenalkan angka 1, 2, dan 3, serta memperkenalkan konsep dasar numerasi. Semoga dengan mengenalkan konsep dasar ini, Si Kecil bisa menguasai konsep dasar matematika yang lebih menantang secara lebih mudah. GRATIS LKA: Bisa Diunduh di Platfor Educa Studio